Rabu, 19 Oktober 2011

Penjaga Gunung


Penjaga Gunung

oleh Sukpandiar Idris Advokat As-salafy pada 20 Oktober 2011 jam 0:35
Dari Urwah, suatu ketika ‘Aisyah radhiyallahu’anha -istri Nabi- menceritakan kepadanya, bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam“Pernahkah anda menemui suatu hari yang lebih berat daripada hari Uhud?”. Beliau menjawab, “Aku telah mendapatkan tanggapan dari kaummu sebagaimana apa yang aku temui. Tanggapan paling berat yang pernah aku dapatkan adalah pada hari ‘Aqabah, ketika itu aku tawarkan diriku kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kulal, akan tetapi dia tidak menerima tawaranku sebagaimana yang aku kehendaki. Aku pun kembali dengan perasaan sedih mewarnai wajahku. Tanpa terasa tiba-tiba aku sudah berada di Qarn Tsa’alib. Aku angkat kepalaku ke atas, ternyata ada awan yang sedang menaungi diriku. Aku pun memperhatikan, ternyata di sana ada Jibril, lalu dia pun memanggilku. Dia berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan kaummu terhadapmu dan penolakan yang mereka lakukan terhadapmu. Dan Allah telah mengutus kepadamu malaikat penjaga gunung, agar kamu perintahkan kepadanya apa yang ingin kau timpakan kepada mereka.’ Maka malaikat penjaga gunung itu pun menyeruku dan mengucapkan salam kepadaku, lalu dia berkata, ‘Wahai Muhammad’. Dia berkata, ‘Apabila kamu menginginkan hal itu, niscaya akan aku timpakan kepada mereka dua bukit besar itu.’.”Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam justru menjawab, “Tidak, sesungguhnya aku berharap mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari tulang sulbi keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhari [3231])
al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Di dalam hadits ini terkandung keterangan mengenai besarnya rasa kasih sayang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya dan betapa kuat kesabaran dan kelembutan sikapnya. Hal itu selaras dengan firman Allah ta’ala (yang artinya), ‘Dengan rahmat Allah maka kamupun bersikap lembut kepada mereka’. Dan juga firman-Nya (yang artinya), ‘Tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia.’.” (Fath al-Bari [6/353])

Perlu diketahui tawaran ini sumber asalnya dari Allah Ta'ala- baca lagi hadits di atas-AH. Jelas bukan "Kesaktian" yang Rosulullalah shallallahu 'alaihi wasallam bikin sendiri tau melalui media yang bernama "JIN".
Dan Gunung merupakan Ciptaan Allah, jadi tak perlu di takuti/ di keramatkan . Dan Takutlah akan siksa penciptaNya.

Faidah lain, dakwah tauhid lebih utama dan di dahulukan ketimbang "Meng-eksekusi".

Cikarang Barat,  23  Dzulqodah 1432 H/ 20  Oktober 2011 Jam.00.35 WIB
Tukang Herbal, Cari Ilmu, n Advokat (0811195824), Melayani Seluruh Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar