Jumat, 14 Oktober 2011

Menggapai Syafaat Dengan Quran dan Puasa


Menggapai Syafaat dengan Alquran dan Puasa

oleh Sukpandiar Idris Advokat As-salafy pada 05 Agustus 2011 jam 0:40
Dari Abdullah ibn Amr radiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :
الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة يقول الصيام أي رب منعته الطعام والشهوات بالنهار فشفعني فيه ويقول القرآن منعته النوم بالليل فشفعني فيه قال فيشفعان
“Puasa dan Al Qur’an memberi syafaat kepada hamba pada hari kiamat. Puasa berkata : “Yaa Rabbi, saya menahan dia dari makan dan syahwatnya di siang hari, maka berilah kepadaku syafa’at untuknya”. Al Qur’an berkata : “Saya menahannya dari tidur di malam hari maka berilah kepadaku syafa’at untuknya”. Maka keduanya pun memberi syafaat. ( Shahih Targhib wat Tarhib : 1/483 (969) ) juga HR.Ahmad, Al-Hakim dan Abu Nu'aim-SI, berkata  A-Haitsami berkata Rijal hadits ini shahih, Syaikh salim Al-Hilali telah pula men sahkannya.

Hadits di atas sebenarnya harus di Imani dan di yakini, di amalkan sesui dengan zohirnya , tanpa pentakwilan seperti , kalo gitu puasa dan Quran bisa ngomong dunk , berarti mahluk!. Abu Hada berkata, hanya Allah azza wajalla yang tahu tentang sifat ngomong Quran dan Puasa sebagaimana maksud hadits di atas. Inilah perkara ghaib mengenai Iman!.SI.

Allah Subhana wata'ala berfirman

(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.(QS. 2:3)
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Pertama : Beriman kepada yang ghaib. Termasuk di dalamnya beriman kepada Allah dengan sesungguhnya, menundukkan diri serta menyerahkannya sesuai dengan yang diharuskan oleh iman itu. Tanda keimanan seseorang, ialah melaksanakan semua yang diperintahkan oleh imannya itu.
Yang gaib, ialah sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh pancaindra. Pengetahuan tentang yang gaib itu semata-mata berdasar kepada petunjuk-petunjuk Allah . Karena kita telah beriman kepada Allah, maka kita beriman pula kepada firman-firman dan petunjuk-petunjuk-Nya Termasuk yang ghaib ialah : Allah, Malaikat, hari kiamat, surga, neraka, mahsyar dan sebagainya.
Pangkal iman kepada yang ghaib ialah iman kepada Allah subhana wata'ala. Iman kepada Allah adalah dasar dari pembentukan watak dan sifat-sifat seseorang manusia agar ia menjadi manusia yang sebenarnya, sesuai dengan maksud Allah menciptakan manusia.

Kiatnya

Agar dapat menggapai syafaat dari 2 amalan ini Quran dan puasa- SI,  tiada lain dengan cara yang telah di contohkan oleh Rosulullallah shallallahu 'alaihi wasallam denagn pemahaman dari para sahabat , bukan yang lain!.

Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami berlinang. Maka kami berkata: Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullahshallallahu`alaihi wa sallam bersabda: “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perbedaan pendapat. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “ (Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)

Cikarang Barat , 5  Ramadhan 1432 H /  5 Agustus  2011 JAM  00.40  WIB
Tukang: Baru mencari Ilmu, Herbalis, Thibbun Nabawy, Penjual Buku Islam dan Advokat (0811195824)

ABU Hada SUKPANDIAR IBNU MUHAMMAD IDRIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar