Faedah Menangis Karena Allah
oleh Sukpandiar Idris Advokat As-salafy pada 07 Oktober 2011 jam 0:28
Menangis karena ALLAh, karena takut kepadaNya atau rindu untuk bertemu, maka tangisan semacam ini terpuji. Dan dituntut bagi seorang muslim dan akan mendapat pahala.> Shahih Fiqh Sunnah. Menangis karea takut akan neraka Allah ketika baca ayat Quran tentang neraka, atau rindu ingin bertemu Allah, ketika baca ayat atau hadits tentang hal ini, inilah hal yang terpuji.
Berikut Faedahnya:
1. Sebagai Sebab penghalang kita dari siksa neraka
"Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena Allah hingga air susu kembali pada teteknya dan tidak akan berkumpul antara debu di jalan Allah dengan asapnya neraka jahanam. Shahih Sunan Tirmidzi.
2. Mendapat Naungan pada Hari Kiamat
" Dan sesorang yang bersendirian di mana ia mengingat Allah, maka kedua matanya meneteskan air mata." HR.Mutthafaqun 'alaihi.
3. Masuk Surga
"Akan masuk surga suatu kaum yang hati mereka seperti hati burung. ". HR.Muslim
maknanya adalah dalam merealisasikan tawakal.
Lantas seperti apa hati burung? Hal ini dijelaskan oleh hadits dari sahabat Umar bin khotob radiyallahu’anhu, bahwasannya beliau mendengar Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Andaikan kalian tawakal kepada Allah dengan sebenarnya, niscaya Allah akan memberi rizki kepada kalian seperti memberi rizki kepada burung. Mereka pergi pagi hari dengan perut kosong dan pulang sore hari dengan perut kenyang” (shahih Tirmidzi, beliau berkata, ‘hadits hasan sohih)
Mengomentari hadits tersebut, Ibnu Rajab rohimahullah berkata di dalam kitabnya Jami’ul ‘ulum wal Hikam, “Hadits ini adalah dasar atau asas di dalam bertawakal, hal terebut juga merupakan diantara sebab yang paling besar dalam memperoleh rizki,” Oleh karena itu, kita tidak pernah mendengar seekor burung pada pagi hari terbentur dengan masalah rizki, lalu dia benturkan kepalanya ke tiang listrik. Itu tidak terjadi pada burung, tapi pada manusia hal tersebut terjadi dan sering kita dengar di berita atau dia media massa.
Di dalam realitanya, merealisasikan hakikat tawakal di dalam hati kita bukan merupakan perkara yang mudah, dia adalah ibadah hati yang sangat agung, dia merupakan sumber kebaikan. Darinya timbul berbagai macam ibadah hati yang lainnya. Bahkan hakikat agama adalah tawakal dan inabah (kembali kepada Allah). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan” (QS. Al-Fatihah : 5) Tawakal adalah isti’anah (minta pertolongan) dan inabah adalah ibadah.
4. Tanda Khusyuk
Dan Mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk". Al-'Isra: 109
Cikarang Barat, 10 Dzulqodah 1432 H/ 7 Oktober 2011 Jam.00.28 WIB
Tukang Herbal, Cari Ilmu, n Advokat (0811195824), Melayani Seluruh Indonesia
blog-sukpandiaridrisadvokatassalafy.blogspot.com
Diposkan oleh blog sukpandiar Idris Advokat Assalafy di 10:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar