Iqomat Berkumandang Tetap Boleh Sahur !
oleh Sukpandiar Idris Advokat As-salafy pada 09 Agustus 2011 jam 0:41
." Apabila seseorang dari kalian mendengar adzan (Subuh), sementara itu gelas masih di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya hingga menyelesaikan minumnya (sahurnya penulis-SI)." (HR.Abu Dawud no.2333 dan HR.Hakim 1/426.) menurut Kamal bin As Sayid Salim derajatnya Shahih.
“Pernah iqamah dikumandangkan sedangkan bejana masih di tangan Umar (bin Khaththab) radhiallaahu ‘anhu.
umar bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : Apakah aku boleh meminumnya?”.
Beliau menjawab : “Boleh”. Maka Umar pun meminumnya”
(HR. Ibnu Jarir 3/527/3017 dengan dua sanad darinya; shahih. Lihat Silsilah Ash-Shahiihah no. 1394) Syaikh Salim al-Hilaly telah pula mensahkannya. Sepertinya 2 hadits di atas bertentangn !, Benarkah?
Jawab:
2 hadits di atas tidak bertentangan. Alasannya, bukankah Iqomat itu Adzan juga!.
Dari Abdullah bin Mughaffal radhiallahu anhu , ia berkata: "Bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasalam , ‘Di antara dua adzan itu ada shalat, di antara dua adzan itu ada shalat, di antara dua adzan ( Adzan n Iqomat-SI) itu ada shalat. Kemudian pada ucapannya yang ketiga beliau menambahkan: ‘bagi yang mau". (Muttafaq ‘alaih). Dengan demikian ke 2 hadits tersebut tidak saling bertentangan, malah saling mendukung dan mempertegas bolehnya mengakhirkan sahur.
Faidah Hadits:
1. Bukti tidak ada istilah yang bernama Imsak,
2. Agar kita tidak ragu-ragu untuk mengakhirkan makan sahur,
3. Agar kita tidak tegesa-gesa untuk mengakhirkan sahur,
4. Makruh hukumnya meninggalkan makan unutk segera menuju ke Masjid. ( Note tentang hal ini telah ana bikin).
5. Sangat di anjurkan makan sahur karena untuk menyelisihi Nasrani
“Yang membedakan antara puasa kami (orang-orang muslim) dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. al-Imam Muslim dan lainnya)
Al-Imam Sarafuddin ath-Thibi t berkata, “Sahur adalah pembeda antara puasa kita dengan puasa ahli kitab, karena Allah k telah membolehkan kita sesuatu yang Allah haramkan atas mereka. Penyelisihan kita terhadap ahli kitab dalam masalah ini merupakan nikmat (dari Allah ) yang harus disyukuri.” (Syarhuth-Thibi, 5/1584). Sampai-sampai ada ulama yang mengatakan sahur itu wajib, yang benar sunnah yang kuat bukan wajib, karena jika wajib gak boleh di tinggalkan dengan alasan apapun. Jika sengaja tanpa sahur , hukum nya makruh. Wallallahu 'alam
6. Bisa Ngalap Berkah.
Cikarang Barat , 9 Ramadhan 1432 H / 9 Agustus 2011 JAM 00.41 WIB
Tukang: Baru mencari Ilmu, Herbalis, Thibbun Nabawy, Penjual Buku Islam dan Advokat (0811195824)
ABU Hada SUKPANDIAR IBNU MUHAMMAD IDRIS
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussanggupkah anda menanggung dosa puasa seseorang yang batal kerana mangikut saranan anda? sessungguhnya azan yang pertama ialah azan untuk mengejutkan orang bangun untuk bersahur manakala azan kedua ialah azan terbitnya waktu fajar menandakan masuknya waktu subuh. Makan dan minum selepas terbitnya fajar, puasanya tidak sah!
BalasHapushanya artikel anda saja yang lain dari semua artikel berkaitan isu ini.