Jumat, 30 September 2011

Kiyai Bukan Robb Antum!


Kiyai Bukan Robb Antum!

oleh Sukpandiar Idris Advokat Assalafy pada 01 Oktober 2011 jam 0:29
Syirik?, ternyata di zaman modern ini banyak terjadi, apa lagi yang bernama Kiyai, orang pintar,ajengan,  tuan guru atau nama lainnya. Banyak orang berkata menurut kiyai ana , atau kiyai ana gak mungkin salah , lah wong dia berilmu?!.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita agar melaksakan taat kepada Alloh dan Rosul-Nya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rosul-Nya dan pemimpin kalian.” (An Nisa’: 59)
Para ulama menjelaskan ayat di atas bahwa ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya merupakan ketaatan yang mutlak, sedangkan ketaatan kepada makhluk itu tergantung pada ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya. Jika makhluk itu mengajak kepada perbuatan maksiat kepada Allah dan Rosul-Nya, maka kita tidak boleh mengikutinya. Karena tidak ada taat kepada makhluk dalam maksiat kepada Allah dan Rosul-Nya. Sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam,“Tidak ada ketaatan kepada siapa pun dalam maksiat kepada Allah, ketaatan hanyalah dalam perkara yang baik menurut syariat.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Tetapi apa yang terjadi pada kaum muslimin? Di antara mereka ada yang menentang perintah Allah dan Rosul-Nya, menentang Al Qur’an, menentang sunnah Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam padahal dalil tersebut sudah jelas bagi mereka. Mereka lebih memilih pendapat pemimpin golongan mereka, orang yang mereka anggap sebagai wali, pendapat Pak Kyai atau orang alim meskipun jelas-jelas pendapat tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sampai-sampai mereka menghalalkan sesuatu yang Allah Ta’ala haramkan, dan mengharamkan sesuatu yang Alloh Ta’ala halalkan demi mengikuti pendapat seseorang. Karena inilah mereka telah menjadikan tuhan-tuhan selain Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Mereka jadikan orang-orang alim dan rahib-rahib(pendta-pendeta) mereka sebagai Tuhan selain Allah.” (At Taubah: 31)
Kami Tidak Menyembah Mereka
Ketika mendengar ayat ini dari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, sahabat Adi bin Hatim rodhiyallohu ‘anhu yang dulu beragama nasrani berkata, “Sesungguhnya kami tidak menyembah mereka”. Kemudian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata, “Bukankah mereka mengharamkan yang Alloh halalkan kemudian kalian ikut mengharamkannya, dan mereka menghalalkan yang Alloh haramkan kemudian kalian ikut menghalalkannya?”Kemudian sahabat Adi bin Hatim rodhiyallohu ‘anhu menjawab, “Ya!” Rosululloh berkata, “Itulah bentuk peribadatan kalian kepada mereka.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi). Inilah yang disebut syirik dalam ketaatan. Oleh karena itu, Syaikh Muhammad At-Tamimy rohimahulloh Ta’ala memasukan hadits di atas dalam Kitab Tauhid karya beliau pada bab: Barang siapa yang menaati ulama dan pemimpin dalam mengharamkan yang dihalalkan oleh Allah dan menghalalkan yang diharamkan oleh Allah, maka dia telah menjadikannya sebagai tuhan-tuhan selain Allah.

Fenomena
Benih ke syirikan  ternyata mulai merambah, ikhwan ahlussunnah, yakni taklid buta dengan pendapat se orang Ustadz, atau seorang Syaikh. 
Contoh Ustadz Z mengatakan boleh dzikir dalam hati di Kamar Mandi/Toilet, Sedangkan Ustadz Y  tidak membolehkannya, Eh si Ikhwan ngotot pakai pendapat Ustadz Z , padahal yang benar adalah Ustad Y, karena setelah keluar WC  kita minta ampun kepada Allah alias gak boleh dzikir sekalipun dalam hati-Abu Hada.
Kasus lain adalah Menurut Syaikh M, menggerak-gerakan jari telunjuk ketika tasyahud adalah Bid'ah, karena haditsdnya dhoif, padahal Syaikh A menshahihkannya dengan adanya penguat. Eh si Ikhwan malah menghajar ana dengan tidak menegur ana!.

Cikarang Barat,  4 Dzulqodah 1432 H/ 1 Oktober 2011 Jam.00.29  WIB
Tukang Herbal, Cari Ilmu, n Advokat (0811195824), Melayani Seluruh Indonesia

blog-sukpandiaridrisadvokatassalafy.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar