Hati , Khusus Untuk Shahibul Qurban?
oleh Sukpandiar Idris Advokat As-salafy pada 06 November 2011 jam 1:30
Syaikh Ibrahim al-Bajuri asy-Syafi'i mengatakan, " Di anjurkan bagi shahibul qurban untuk memakan sebagian dari hewan kurbannya dan di anjurkan baginya memakan hati hewan kurbannya karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memakan hati hewan qurbannya.:
" dari Buraidah, " Kebiasaan Rosulullah shallallahu 'alaihi wsallam adalah tidak berangkat sholat Idul Fitri sampai makan terlebih dahulu. sementara itu, jika Idul Adha beliau tidak makan kecuali setelah pulang dari sholat 'Ied dan jika ia pulang beliau menyantap hati hewan Qurbannya,". HR.Baihaqi dengan sanad yang lemah.
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, anjuran untuk shahibul qurban memakan hati hewan qurbannya karena hati tidak alot (tidak Keras-SI) dan mudah matang. Jadi anjuran tersebut tidaklah dalam rangka beribadah kepada Allah Ta'ala dengan memakan hati hewan qurban"( (Tidak ada sunnahnya-AH). Di Nukil dari majalah !Al-Furqon, Edisi Dzulqo'dah 1432 H.
Komentar SI
Dengan Kata lain, memakan hati hewan qurban tidak ada sunnahnya, karena haditsnya lemah!.Jadi, boleh makan apa saja dari yang ia qurbankan ( Mau makan paha, kepala, bahkan " torpedo" pun boleh.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Tidak boleh kita menyandarkan syariat agama ini pada hadits-hadits yang dhaif (lemah), yang tidak shahih (benar, red) ataupun tidak hasan (baik, red).(Majmu’ Fatawa juz I, hal.250)
Berkata Syaikh Zakariya bin Muhammad al-Anshari: “Jalan orang yang ingin berdalil dengan hadits dari kitab-kitab sunnah atau kitab-kitab musnad, jika dia memiliki kemampuan untuk memeriksa hadits-hadits tersebut, hendaklah meneliti sanadnya (bersambung atau tidak -pent). Juga perawi-perawinya (terpercaya atau tidak-SI) dan seterusnya. Kalau tidak mampu dan telah ada para ulama ahlul hadits yang menshahihkannya atau menghasankannya, boleh baginya untuk mengikutinya”.
Semua ucapan para ulama tersebut, membimbing kita agar jangan kita terjerumus dalam pemakaian hadits yang lemah yang akibatnya akan fatal terhadap diri kita dan terhadap dakwah. Jangan sampai kita digolongkan ke dalam orang-orang yang berdusta atas nama nabi, menyampaikan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam berkata begini dan begitu ternyata beliau tidak pernah mengatakannya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mengancam:
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ. (متفق عليه)
Barang siapa yang dengan sengaja berdusta atas namaku, maka dia telah mempersiapkan tempat duduknya dalam api neraka. (HR. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah)
Cikarang Barat, 10 Dzulhijjah 1432 H/ 6 November 2011 Jam.00. 30 WIB
Tukang Herbal/ Bekam, Cari Ilmu, n Advokat (0811195824), Melayani Seluruh Indonesia
Sukpandiar Idris Advokat as-salafy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar