Selasa, 13 Desember 2011

Kisah Meninggalnya Ahli Quran


Kisah Meninggalnya Ahli Qur'an

oleh Sukpandiar Idris Advokat As-salafy pada 13 Desember 2011 pukul 0:24
Pada suatu hari, tepatnya pukul tujuh pagi, saya datang ke ruang pemulihan, tiba-tiba ada beberapa orang datang menghampiriku, mereka adalah anak dari salah seorang pasien yang telah lanjut usia yang baru saja menjalani operasi jantung, pasien tersebut mengalami pembekuan yang parah di otaknya sehingga ia kehilangan kesadarannya sejak menjalani operasi tersebut, aktifitas jantungnya sangat lemah sekali, dan kedua ginjalnya sudah tidak berfungsi.
Mereka mendatangiku seraya berkata, “Ayah kami sedang menghadapi sakaratul maut, kami harap anda berkenan untuk mentalqininya membaca dua kalimat syahadat.”
Saya pergi bersama mereka, saat itu tekanan jantungnya lemah sekali yakni sekitar empat puluh, sedangkan detak jantungnya hanya sekitar tiga puluh lima permenit.
Saya mendekatinya dan berkata kepadanya, “Ucapkanlah Asyhadu alla ilaha illallah,’ sekonyong-konyong lidah dan tangan kanannya bergerak, dan yang lebih mengejutkan lagi, adalah tiba-tiba tekanan darahnya mencapai seratus tigapuluh per delapan puluh dan detak jantungnya mencapai seratus dua puluh permenit.
Saya katakan kepada anak-anaknya, “Seluruh organ tubuh ayah kalian telah bereaksi dengan dua kalimat syahadat, ia bisa merasakan bacaan dua kalimat syahadat tersebut, saat ini ia sedang menghadapi sakaratul maut, kenapa kalian tidak membacakan Al-Qur’an untuknya sampai ruhnya keluar?”
Enam orang anak dari pasien tersebut saling bergantian membacakan Al-Qur’an selama empat hari tiga malam, hingga akhirnya pasien tersebut menghadap Tuhan-nya.
Selama itu tekanan darahnya bertahan sekitar seratus tiga puluh dan detak jantungnya bertahan di atas seratus detakan permenit.
Saya bertanya kepada mereka mengenai sisi-sisi kehidupan ayahnya sewaktu masih hidup. Mereka mengatakan, “Ia termasuk ahli Al-Qur’an, seluruh ucapannya adalah Al-Qur’an dan dzikir, ia selalu menghatamkan Al-Qur’an dalam waktu tiga hari atau lima hari, paling lama ia menghatamkan Al-Qur’an dalam seminggu.”
Sewaktu hidupnya ia banyak menyebut asma Allah, hingga akhirnya Allah Ta’ala menutup usianya dengan husnul khatimah, ia telah menjadikan empat hari terakhir dari usianya untuk mendengar bacaan al Qur’an yang mulia, dzikirnya tidak pernah terputus. Alangkah indahnya husnul khatimah itu, saya yakin semua orang muslim pasti mengharapkannya.
Akan tetapi pernahkah terbayang oleh anda jika saja ternyata penutup usia anda adalah mendengarkan musik dan nyanyian? Alangkah buruknya su’ul khatimah itu, yaitu mereka yang hatinya telah diracuni setan sehingga ia tidak bisa mendengarkan kecuali musik dan nyanyian, dan akhirnya itulah penutup usianya.Note tentang kisah nyata akhir kematian pecinta musik/nyanyaian telah pernah AH buat.
Pada suatu hari, tepatnya ba’da Subuh di bulan Ramadhan tahun 1418H. Saya keluar rumah untuk satu keperluan, daam perjalanan tersebut di jalan Al-Malik Fahd saya melihat satu mobil terbalik, saya segera turun dari mobil untuk memberikan bantuan, di sana saya temukan seorang pemuda yang telah tewas diiringi dengan suara penyanyi sedang mengalun.
Ia tewas dan usinya ditutup dengan iringan suara musik dan penyanyi yang haram, siapa yang ingin menutup usianya seperti ini?
Sumber: Buku “Kesaksian Seorang Dokter”, dr.Khalid bin Abdul Aziz al-Jubair, SpJP (dokter spesialis bedah dan jantung), Penerbit Darussunnah, Hal.55-57.
 Komentar AH
Dari Abu Abdirrohman, Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam telah bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: “…Kemudian diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh kepadanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya. Maka demi Alloh yang tiada tuhan selain-Nya, sesungguhnya ada diantara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapka atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.” (HR. Muslim)
Seorang yang beriman kepada taqdir yang ditetapkan oleh Allah pastilah sangat khawatir bilamana dirinya termasuk ke dalam golongan yang disabdakan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di atas yaitu “… sesungguhnya ada diantara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya.” Sungguh merugilah orang yang ditaqdirkan Allah seperti itu. Namun tentunya melalui pelajaran ini Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bermaksud untuk menjelaskan adanya orang yang amalan baiknya selama ini sekedar yang tampak pada manusia. Sedangkan bisa jadi pada hakikatnya tersimpan dalam hatinya kejahatan yang kemudian muncul secara lahir pada akhir hayatnya.
Sebaliknya golongan orang yang digambarkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai ”dan sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya.”Tentunya ini adalah orang yang sangat beruntung dan disayang Allah ta’aala. Boleh jadi manusia memberi penilaian buruk karena perilakunya selama ini, namun sesungguhnya ia memiliki suatu kebaikan tertentu yang tersembunyi dari penglihatan orang lain sedangkan Allah memandang kebaikannya itu layak menjauhkan dirinya dari neraka dan menghantarkannya ke surga. Wallahu a’lam.

Oleh karean nnya kita tak tahu mati kapan waktunya, tetap beramal shalih setiap tarikan nafas, dan bukan beramal salah ( syirik, bid'ah dan maksiat lainnya-AH). Selesai


Cikarang Barat, 16 MUharom 1433 H/ 12  Desemberr 2011 Jam.00.24  WIB
Tukang Herbal/ Bekam, Cari Ilmu, n Advokat (0811195824), Melayani Seluruh Indonesia
sukapandiar idris advokat as-salafy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar